Kamis, 19 April 2012

[FF] You are the one and only (Part 2)

Part 1
You Are The One and Only
PART 2
Author : Desty Fitria
Cast Part 2 :
1.      Lee Minho                                                            : guru pengganti matematika
2.      Hyuna (fiktif bukan member 4minutes)           : cewek 18 tahun
3.      Suzy                                                          : Teman dekat & teman sebangku Hyuna
4.      Taeyeon                                                    : Teman dekat Hyuna
5.      Sulli                                                           : Teman dekat Hyuna
6.      Yuri                                                          : Teman sekelas Hyuna
7.      Wooyoung                                                            : Teman sekelas Hyuna
8.      Minhyuk                                                  : Teman sekelas Hyuna
9.      Bu Minji                                                   : Guru matematika
10.  Kepala sekolah
“Eh, yang jadi guru pengganti sememntara buat Bu Min Ji siapa ya?” tanya salah satu teman Hyuna, Sulli.
“Yah, gue ngarepnya sih cowok. Yang cakep sekalian. Soalnya di sekolah kita limit banget guru cowok cakep.” Jawab temen sebangku Hyuna, Suzy.
“Ye~ rugi banget dong kalo jadi guru sementara. Masa aktifnya cuman sebulan.” Kata Sulli. Suzy mengangguk.
Bu Min Ji adalah guru matematika kelas XII IPS 1 di sekolah Hyuna. Bu Min Ji merupakan salah satu guru killer yang ada di sekolahnya. Entah tradisi atau alasan apa, guru-guru kelas XII memang deretan guru-guru killer sekolah. Semua anak kelas XII IPS1 mengeluhkan hal itu. Karena Bu Min Ji ada penataran selama sebulan di luar kota, maka satu guru killer kelas XII IPS 1 terhapuskan. Tapi sedihnya itu hanya satu bulan. Belum lagi kalau guru pengganti itu tak jauh beda dengan gaya Bu Min Ji mengajar yang membuat murid-murid tegang. Apalagi pelajaran matematika delapan jam pelajaran. Hanya satu hari mereka bebas dari matematika. Semakin lengkap penderitaan murid-murid kelas XII IPS. 
“Kalo menurut lo gimana Hyun?” tanya Taeyon. Temen sebangku Sulli yang juga temen akrab Hyuna.
“Gue sih terserah aja. Gue emang paling gak ‘ngeh’ ama matematika.” Komentar Hyuna. Patut diakui kalo Hyuna emang paling bodoh di acara hitung-menghitung. Mau guru kayak gimana pun, matematika tetep pelajaran yang menbuatnya kebingungan setengah mati. Untung saja selama ini Minhyuk, temen sekelasnya yang juga orang yang ngebet dengannya selalu membantunya saat mengerjakan tugas sekolah atau bahkan ulangan.
Teeettttt… Bel sekolah Hyuna berbunyi. Sudah pukul 08.00 tepat. Waktunya semua murid sekolahnya masuk kelas masing-masing. Kegaduhan di kelas Hyuna sebelum bel berdering pun langsung lenyap. Para murid kini sudah menyiapkan buku Matematikanya di atas meja. Siap menyambut pelajaran dan guru pengganti sementara.
“Anak-anak…” kata Kepala Sekolah Hyuna yang tiba-tiba masuk ke kelasnya. “Kalian tahu kan Bu Min Ji sedang ada urusan di luar kota. Jadi akan ada guru sementara yang mengajar kalian.” Bagi Hyuna omongan Kepala Sekolahnya tak berarti apa-apa. Hanya basi-basi saja. Tak bermutu. “Saya harap kalian menerima Pak Guru dengan baik,” Pak? Berarti tuh guru laki-laki pikir Hyuna. “Saya akan memperkenalkan beliau.” Katanya. Ia menuju keluar kelas sebentar. Tak lama dia masuk beserta guru baru itu. Seorang laki-laki muda tinggi, gagah, cakep, manis dan menawan. Seluruh siswa perempuan di kelas XII IPS 1 tak henti-hentinya menatap guru itu. Hyuna pun begitu. Bukan karena terpesona, dia hanya ingin melihat seksama. Karena guru pengganti itu adalah sosok laki-laki yang dia lihat kemaren sore. “Yah, anak-anak. Sekarang biar Bapak Guru yang memperkenalkan diri. Saya mohon diri dulu.” Kata Kepala Sekolah. Sebelum keluar dia menyalami Guru pengganti sementara itu.
Guru sementara itu, menulis nama nya di papan tulis. ‘Lee Minho.’ Ia meletakkan spidol itu lalu memandang murid-murid barunya. “Nama saya Lee Minho.” Ia menunjuk tulisan yang ada di papan. “Saya akan mengajar kalian selama satu bulan kedepan sebagai pengganti Bu Min Ji.” Katanya.
“Eh, Bapak umurnya berapa?” tanya Yuri. Murid cewek yang paling centi di kelas. Hyuna pun sedikit tak suka dengannya.
“Wajah saya keliatan kebapak-bapak an ya?” Minho balik bertanya karena janggal dengan sebutan itu. “Umur saya 24 tahun.”
“Wah, belum bapak-bapak dong.” Kata salah seorang murid usil, Wooyoung.
Minho tersenyum. “Itu terserah penilaian kalian.”
“Kalo di panggil Bapak gak mau, di panggil Oppa mau dong.” Kata Yuri lagi dengan genitnya.
“Terserah saja. Tapi kalo saya sedang dengan guru laen tolong kalian manggil saya Bapak. Kan kesannya tak enak.” Perintah halus Minho. Semua mengangguk. Sudah di putuskan jika dalam kelas para murid cowok memanggil Minho dengan sebutan ‘Hyung’ dan murid cewek memanggilnya ‘Oppa’. Mereka pun sepakat tidak menggunakan bahasa formal agar pembelajaran terlihat santai dan tidak jenuh. “Ada yang ingin tanya lagi?”
“Oppa kuliah apa udah lulus?” tanya Sulli.
“Aku baru lulus S2 dan bakal nerusin kuliah S3 di universitas Tae San. Karena masih dua bulan lagi masuk, aku nyoba ngelamar pekerjaan guru sementara disini.” Jelas Minho.
Sulli mengangguk-angguk. Banyak kekaguman para murid kelas XII IPS1, karena Minho masih muda dan sudah berprestasi. “Jurusan matematika?” tanya Sulli lagi.
“Iya.” Kata Minho sambil menganggukan kepala.
“Wih… hebat.” Seru Yuri.
“Disini siapa yang benci sama matematika?” Semua anak kelas XII IPS1 mengacungkan telunjuknya. Hanya dua siswa yang tang mengacung. Minhyuk dan Hyuna. Melihat itu, Minho tersenyum. “Kenapa kamu suka matematika?” tanya Minho pada Minhyuk.
“Karena saya suka pelajaran menghitung dari kecil.” Jawab Minhyuk polos.
Minho mengangguk-angguk. Kini pandangannya tertuju pada Hyuna. Dari awal Minho sudah mengetahui bahwa Hyuna adalah gadis yang dilihatnya duduk-duduk di jembatan kemarin sore. “Lalu kenapa kamu suka matematika?”
“Saya bukannya suka sama matematika, tapi juga gak benci. Saya bahkan gak ngerasain apa-apa ke matematika. Saya cuman gak bisa matematika.” Jawab enteng Hyuna.
Minho tersenyum manis. Baru pertama kali dia mendengar kalimat-kalimat itu. “Oke kalo begitu.” Minho menuliskan satu soal matematika turunan yang memang jadi bab pelajaran Hyuna di papan. ‘Turunan pertama dari y=(3x2-5) (2x4-4) adalah…’ Itu adalah soal yang ditulis oleh Minho. Dia berbalik dan menuju ke arah tempat duduk Hyuna. “Kamu kerjakan soal di papan!” perintah Minho.
Hyuna memandang Minho. Nih guru kupingnya denger gak sih, kalo dia tuh bego banget masalah matematika. Rintih Hyuna dalam hati. Hyuna memandang Minho lagi, cowok itu tersenyum dan menyodorkan spidol padanya.
“Hyung, saya aja yang mengerjakan.” Minhyuk sudah merebut spidol itu dari tangan Minho. Minhyuk yang duduknya bersebelahan dengan bangku Hyuna dan Suzy tahu kalo Hyuna pasti tak akan bisa mengerjakan soal itu.
“Bukan waktu yang tepat untuk jadi pahlawan.” Kata Minho mengambil spidolnya dari Minhyuk. Ia menyuruh Minhyuk duduk kembali ke bangkunya. Kini ia kembali memandang Hyuna.
“Bukan waktu yang tepat? Ini waktu yang tepat. Gue emang lagi butuh pahlawan yang nolong gue yang lagi kesusahan.” Tantang Hyuna merebut spidol dari Minho dengan kasar. Ia menyodorkannya pada Minhyuk dan menyuruh mengerjakan soal di papan.
Minho cukup kaget. Tapi ia kembali dengan sikap tenangnya. “Baiklah kamu yang mengerjakan.” Minhyuk disertai Minho dibelakangnya menuju papan tulis. Minho melihat Minhyuk mengerjakan soal itu dengan cepat dan benar. Ia memuji Minhyuk. “Matematika itu sebenarnya mudah. Kita tinggal mengetahui rumusnya dan mulai mengerjakan. Ditambah dengan latihan-latihan soal maka kalian akan ahli.” Jelas Minho. Dia sedikit melirik pada Hyuna. “Matematika itu hanya butuh latihan dan kebiasaan mengerjakan soal.” Tambahnya. “Taukah kalian seberapa jauh pikiran kita bisa menjangkau?” semuanya menggeleng. “Jangan pernah berkata sulit terhadap apapun. Kalian harus menyadari bahwa kesulitan hanyalah cerminan dari kesulitan yang kalian bayangkan.” Para murid dengan seksama mendengar ocehan Minho. Kecuali Hyuna tentu saja. Dia sudah tak punya mood akibat kejadian tadi.
Teeetttt… Tanda pelajaran matematika berakhir. “Yah…” komentar murid kelas XII IPS 1. Dan tentu saja Hyuna pengecualian. Mereka sangat tenggelam pada pelajaran Minho yang mengasyikkan hingga tak ingat waktu.
“Besok kita lanjutkan pelajaran kita,” kata Minho mengakhiri jam pelajarannya.
“Hyuna, lo mau kemana?” tanya Suzy.
“Ke kantin. Laper.” Kata Hyuna.
“Tapi kan belum istirahat?” ucap Suzy memperingatkan.
“Gue keburu mati kelaperan,” kata Hyuna yang langsung keluar dari kelasnya.
Hyuna menuju kantin. Ia membeli beberapa roti untuk dimakannya. Saat kembali menuju kelasnya, Hyuna di cegat oleh Minho di lorong sekolah dekat kamar mandi. Suasananbya cukup sepi. Karena memang peraturan sekolah melarang siswa untuk berkeliaran pada jam pelajaran. Jika ketahuan akan di beri hukuman berupa teguran pada orang tua. Sekolah Hyuna merupakan sekolah terbaik dan terdisiplin di wilayahnya.
“Lepas!” ucap Hyuna karena tangan Minho sedang menggenggam tangannya.
Minho tersenyum tipis. Dia mendekatkan tubuhnya pada Hyuna yang bersandar pada dinding. Hyuna sontak kaget dengan tingkah Minho. “Lo tadi ga sopan banget. Padahal kemaren manis banget. Apalagi saat senyum.” Kata Minho lirih. Berbisik pada Hyuna. Tapi Hyuna dapat mendengar dengan baik. Karena jarak tubuhnya dan Minho yang dekat. “Cepet balik ke kelas. Nanti dimarahin guru lagi,” katanya Minho yang sudah mengendorkan jaraknya dengan Hyuna.
Hyuna menatap tajam Minho. “Brengsek!” ucapnya dengan intonasi menekan pada Minho. Kemudian ia berjalan menuju kelasnya dengan perasaan kesal. Sedangkan Minho tersenyum tipis. Ia memungut roti yang dijatuhkan Hyuna secara tidak sengaja. Membukanya dan memakannya.

Thanks for reading…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar